Tanjung Binga, Desa yang terletak di barat laut Kabupaten Belitung mempunyai bagian tersendiri dari hidup. Dua bulan mengarungi hidup jauh dari rumah bukanlah hal yang mudah dilakukan. Anggapan akan keangkuhan masyarakat pesisir pantaipun kembali menyeruak ke dalam pikiran selama perjalanan.
KKN
ini bukan sekedar KKN biasa, setiap desa pasti mempunyai kesan tersendiri
kedalamnya. Begitu pula dengan Tanjung Binga, anggapan bagaimana keangkuhan
masyarakat pesisir sirna begitu saja saat acara penyambutan dari pihak desa.
Tetap hangat meskipun sederhana di balai desa. Terkadang penyambutan seperti
ini menimbulkan beban dikemudian hari, dengan kondisi yang seperti ini apakah
mereka mengharapkan sesuatu yang lebih rasa takut akan tidak bisanya memenuhi
ekspektasi warga.
Hari
demi hari dilalui, dimulai dengan acara sosialisasi kepada warga mengenai apa
yang kami lakukan hingga perpisahan pentas seni yang digelar sebagai tanda
berakhirnya tim kkn kami. Rasa cinta akan desa beserta sayang terhadap para
warga yang sangat banyak membantu kelancaran KKN menimbulkan keengganan kembali
menuntut ilmu di Yogyakarta.
Kami,
selain menngerjakan program, doajarkan bagaimana pentingnya menerima pemberian
dari orang lain tak hanya memberi kepada orang lain. Bukan hanya sekedar bedulang, tapi diajarkan pula bagaimana
rasanya berbagi walaupun yang terbagi hanya sedikit.
“Sebarkanlah yang apa yang baik dari desa kalian, jika ada
hal yang tidak mengenakkan cukup kalian saja yang tahu. Kalian telah menjadi
bagian dari desa” Suherman, 2013
Terima
kasih atas segala pesan kesan dari desa. Kesederhanaan itu yang menyempurnakan disana
kami akan kembali suatu saat nanti.