Monday, June 16, 2014

Gak Terlihat tapi Butuh





Ini merupakan sesuatu perkara yang pelik. mungkin teramat pelik bagi mahasiswa yang hingga akhir ini belum mendapatkan kepastian kapan gelar itu akan berujung di belakang namanya...

Umur yang terus bertambah, mempunyai korelasi yang searah pula dengan beban tanggung jawab yang harusnya segera dan pasti akan dipikul, diemban, hingga masanya akan kembali menjadi...


menjadi tanah.


Teringat kata orang akan iman seorang ayah tidak akan turun kepada anaknya. Percaya atau tidak, inilah yang terjadi saat ini, bukan untuk menjadi murtad atau melenceng akidahnya tapi untuk melanggar hal hal sepele seperti sholat mepet dan tak terasa lamanya menyentuh kitab suci. Duh!

Entah sebuah teguran atau peringatan, disaat badan lelah dan tertidur, seperti keadaan orang mati namun seperti kejadian yang nyata. Banyaknya manusia yang ada dengan penggolongan amal dan ini membuat gue sebagai salah satu umat yang sedang melenceng sedikit takut. ngerik! gak bohong sama sekali. justru dikira udah meninggal. mau bangun kembali sadar itu gak bisa. ah sudah pasrah saja.

"waktumu belum sekarang"


dan tersadar dengan kasur yang banjir keringat dan baju yang basah kuyup......








ini bukanlah sekedar fiksi atau fantasi tapi bener terjadi dengan keadaan gue yang (sepertinya) demikian memarah dengan keadaan di Jogja. Ingin rasanya segera pulang






Friday, May 30, 2014

dan akhirnya pun ditinggal....

Mungkin itu yang belum terpikirkan oleh gue...
bagaimana rasanya...
rasanya ditinggal...
ya ditinggal....
ditinggal nikah oleh perempuan karena...
karena...
nikah.....

Ini sebenarnya bukanlah pengalaman pribadi, tapi ketika teman mengalami hal ini membuat gue berpikir bahwa "Oh gini toh rasanya ditinggal nikah" mungkin dipostingan gue sebelumnya sempat menyebutkan "keep your head up".

rasionalnya gak akan semudah itu kalau dilakukan, apalagi kalau udh deket lama. menurut sumbernya (ini bukan pengalaman pribadi lho) sakit banget men, mending patah hati ketimbang ditinggal nikah.

"kawiin.. kawiin.... aku ditinggal kawiin.... kawin... aku ditinggal kawin..."
project pop - kawin (dengan sedikit perubahan)
"pernakah kau berfikir bahwa hidupmu tidak adil karena engkau merasa kecewa karena hal yang kecil kau anggap besar saat kan hidup ini berakhir"
Maliq & D'Essential - Dunia Sekitar

mungkin apa yang dia lakukan ketika permasalahan itu datang ke gue mungkin gue akan melakukan hal yang sama, yaitu menyepi. karena ketika hal tersebut terjadi, pikiran rasional seorang lelaki ini akan berhenti bekerja dan akan dipenuhi oleh perasaan kecewa (katanya laki-laki itu berkahi 9 logika dan 1 perasaan)..

Harapan gue saat ini pun semoga teman gue cepat mendapatkan penggantinya kalau bahasa gaul sih ngomong "move on"..


(Ya Tuhan malah ngomongin move on, padahal gue aja susahnya minta ampun)..




Tuesday, April 29, 2014

Seharusnya yaa begini.. (part 2)

Dari Banda Aceh hingga Tanah Papua
kita semua bersaudara.

Begitulah kutipan lagu kampanye partai kuning yang semakin sering mengiklankan dirinya di stasiun TV. (mungkin udah enggak haha)

Q: "Ada yang salah?"
A: "Absolutely not!"

Karena kami adalah Bangsa Indonesia, bukanlah bangsa Muslim, Jawa, Sunda, Kalimantan, Sumatera. tapi Indonesia.


sedikit sensian ketika pembukaan sesi pertanyaan di acara Mata Najwa "Dari Jogja Untuk Bangsa" yang salah satu pertanyaannya yang ditujukan ke salah satu panelis, Mahfud M.D

"bagaimana sikap bapak tentang Indonesia yang sebagian besar mayoritas memeluk agama islam?"

Saya memeluk agama islam, tapi gak begini caranya. sangat mengerti bahwa mayoritas itu islam, bagaimana yang minoritas?

sedih banget kalau masih banyak cara berpikir seperti itu.

Wednesday, March 19, 2014

Seharusnya yaa begini.. (part 1)

Tanah Airku tidak kulupakan
kan kukenang selama hidupku...

Indonesia....
oh Indonesia....

Tak ada habisnya untuk memikirkan negara terscinta ini....
bahkan urusan segenting skripsi saja bisa keteteran...

Dua tahun yang lalu, tepatnya 2011, angka ketimpangan Indonesia pada Indeks Gini mengalami kenaikan sebesar 0,41(Bappenas) di mana angka ini menjadi koefisien yang cukup besar sepanjang sejarah berdirinya negara ibu pertiwi ini. Lantas apa pengaruihnya?

Kehidupan bermasyarakat dan bernegara memang selalu didominasi oleh politik dan ekonomi yang selalu di elu-elukan oleh para dedengkot dan pencari suaka perlindungan Senayan. Nyatanya, pembangunan itu untuk siapakah?

Sejauh ini ada beberapa aturan pemerintah mengenai jika ditarik kembali ada yang serasa tidak adil namun sudah mendarah daging. contohnya:
  1. PPN VS PPh VS Pajak Kendaraan.
Pemasukkan terbesar dari agenda pemerintah akibat besarnya APBN, tentunya selain ada hibah, hutang, dll. unsur pajak penerimaan pemerintah ada macam macam tapi yang akan dibahas ada empat unsur pajak yang mungkin agak nyentil sedikit. kenapa? karena pajak tersebut menyentuh semua elemen masyarakat. jadi begini ceritanya:
PPN, PBB,dan PPh merupakan semua pajak yang langsung mempengaruhi semua masyarakat. analoginya, setiap barang, beras misalnya, dari mulai petani, pengemis, hingga para peinggi negara kena semua pajaknya sebesar 10 %. kenapa menurut saya ini agak nyentil karena pajak ini terlalu besar jika dikenakan ke semua produk yang dikonsumsi masyarakat. jika dilihat perbandugan orang kaya dan orang yang miskin 4/10 yang artinya 4 orang kaya bisa menghidupi 10 orang miskin. jelas ini gak adil. mungkin nantinya bisa diubah oleh para pengelola negeri ini. jika dibandingkan dengan negara kecil sebelah yang mempunyai ketergantungan dengan air yang dipasok dari Kepri, mereka hanya mengenakan PPN sebesar 7 persen kepada setiap produknya. sebagai gantinya mereka menerapkan pajak kendaraan yang cukup tinggi yang mana setiap tahunnya terjadi kenaikkan pajak kendaraan dan kendaraan yang semakin berumur mempunyai nilai pajak yang tinggi. lantas efeknya?
  • udara menjadi bagus.
  • transportasi publik jadi lebih diminati karena lebih murah.
Indonesia? Kebalikannya!
untuk masalah PPh ini juga masih banyak nyentilnya, analoginya seperti ini, dalam sistem pph-nya negara tercinta ini masih kurang lengkap tingkatan pembayaran pajaknya. Tingkatan pajak di indonesia yaitu 5%, !5%, 25%, 30% (setoran tersebut dihitung dalam setahuin) nah. kalau seperti itu bagaimana ketika seseorang yang mempunyai penghasilan lebih dari 2 Milyar dalam 1 tahun namun pajak yang dikenakan masih dianggap tidak adil? Tambah tingkatan pajaknya lagi, mungkin ada kenaikan tingkat dengan pajak tambahan sebesar 35%. dari situ jelas pemerintah mendapatkan pemasukan yang lebih transparan ketimbang mengharapkan pemasukan dari Hibah negara2 yang lain. dikira "Indonesia bangsa pengemis?"

dalam penerapan kedua keluhan mahasiswa yang masih dangkal pemahamannya, tinggal pemerintah apakah mau melawan para manusia manusia gedong dengan setelan suit and tie yang kece dan mobil rolls royce?



sisanya dilanjut besok yak :)


Wednesday, March 5, 2014

Jika Orang Sunda bilang "Wilujeng Tepang Tahun"

Wilujeng Tepang Tahun.

bermakna

Selamat Ulang Tahun.

one of my partner in crime, cuisine, ghibah, and whatever.......

selamat ulang tahun ya.

semoga:

panjang umur sehar selalu,
lancar skripsinya,
ditemukan jodohnya,
berkah umurnya,
jangan lepas lagi dari former assistant mudrajad kuncoro ya.
Dijaga yayan semoga menjadi pribadi lebih baik

tapi tetep. tukang ghibah sama aku yak, HAHAHA

dua doa terakhir mungkin ini:
semoga bertambahnya umur menambah semakin bertambah pula imannya, kepandaiannya, cintanya kepada kepada keluarganya, dan ditunggu penutup auratnya :p




Last But Not least ditunggu teraktiran dan janji pempek khas palembang semenjak 3 tahun yang lalu.


Jadikan yang lalu sebagai pelajaran bukan sebuah penyesalan.

Selamat datang, Karma!

selamat datang wahai penantiang yang cukup panjang di mana semua mahasiswa baik sarjana satu, dua, ataupun tiga menantikan akhir kelulusannya.

bagaimana dengan saya?

awal semester ini saya meneriakkan.. "pokoknya yang dapet DPS (dosen pembimbing skripsi) Prof. Insukindro ada baiknya enggak satu sidang."


dan pada akhirnya......



selamat menikmati karmamu hingga akhir penantian S.E lamat ya Syahril :)

Tuesday, February 11, 2014

sakralnya kain batik.

kain batik memang sakral. Selain fungsinya dalam acara resmi, harganya mahal, tentu adanya suatu keistimewaan dan kesakralan kain batik tersebut. Apalagi jika kain batik tersebut sudah disandingkan dengan selembar kain putih sebagai penutup akhir hayat. Tentu sangat sakral bukan?

Setidaknya begitulah yang terdengar dari ucapan seorang Emes. Sang Emes-pun ternyata sudah menyiapkan selembar kain batik untuk beliau dan Ebes. Entah kapan kain tersebut dibelipun saya tidak tahu. Seperti inilah penuturan beliau kepada anaknya yang paling sotoy sedunia akhirat.

"Ibu udah ada mas kain putih dan kain batik dilemari. Buat jaga-jaga, bapak udah masuk lima puluh lima dan ibu 2 tahun lagi masuk lima puluh. Cepet kerja, lulus, gapai semua impian-mu sebelum ibu atau bapak gak ada. Paling enggak liat satu atau dua anaknya sudah sukses dulu. Kan ikut seneng juga orang tua. Kalau nunggu adekmu yang bungsu masuk tentara dapet bintang mungkin terlalu muluk. gak berharap lebih, itu aja"

God damnit. What the hell was she talk 'bout!

but i realized somethin'. That's the fact. The rational thought of my mommy, too rational.

ketika melihat berita mengenai orang tewas atau semacam orang besar meninggal, i couldn't imagine what would happen it to me. just fuck up.

Menangis?
Menyesal?
Meratapi nasib yang telah lalu? Apa yang telah diperbuat saat masih kecil, remaja, dan dewasa?
Menyadari bagaimana sikap beliau melarang ini itu, membolehkan ini dan itu, menuruti kemauan ini itu,


atau.....


Hanya.....


terdiam, bingung harus melakukan sesuatu yang benar pada saat tersebut terjadi.




Hingga saat ini pun terlalu jauh untuk memikirkan "what will i do if tha's happen to me soon? or too soon? when all of their dreamt walk away with their bodies and souls?".


or 


maybe, i just overthought...



Saturday, January 25, 2014

Namanya Juga Manusia II

Namanya Juga Manusia.
Sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa

Manusia makhluk yang berakal
gak seharusnya melakukan kebodohan yang sama

untuk kedua kalinya.

Jika melakukan hal yang sama
diibaratkan sebagai keledai dan banyak yang seperti itu..

ah namanya juga manusia.

"I be on my suit and tie, and dreamed a paradise"


Namanya Juga Manusia

Namanya juga manusia
sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa wajar jika kita sebagai manusia melakukan kesalahan.

pasti itu....
namanya juga manusia...


"....I try to stay awake and remember my name
But everybody's changing....." Keane - Everybody's Changing

ketika salah mengambil keputusan.
ketika salah dalam menentukan arah hidup.
ketika salah .........

lagi, lagi dan lagi

Namanya Juga Manusia

ketika lingkungan membuat pribadi orang berubah
ketika lingkungan membuat pribadi orang menjadi tangguh
ketika lingkungan membuat pribari orang menjadi lemah
menjadi seseorang yang berbeda
pokoknya beda dari yang dulu....


Namanya Juga Manusia

.......

Ketika selalu mengharapkan yang terbaik...
mengharapkan sesuai dengan keinginan...
mengharapkan sesuai dengan apa yang dimau...

"Life goes on"
"It gets so heavy"
"The wheel breaks the butterfly"
"Every tear, a waterfall"
"In the night, the stormy night"
"She They closed her their eyes"
"In the night, the stormy night"
"Away she they'd fly."
"And dreamed of paradise"
Coldplay - Paradise (2011)



Tuesday, January 7, 2014

Sekedar ucapan terima kasih

Ketika seorang teman saya meminta sesuatu yang sebenarnya cukup menggelitik sih




"Ril, gimana ya caranya biar bisa rajin sholat?"
 Seketika saya pun bingung bagaimana harus menjawab pertanyaan seperti ini.
.
..
...
....
.....
......
beginilah jawaban saya yang masih dangkal dalam hal pemahaman agama:

"sebagai perumpamaan, ketika kamu masuk dalam sebuah lingkungan kerja setelah menempuh halang rintang berbagai macam ujian  hingga akhirnya diterima sebagai pegawai pasti kalian dan saya akan berusaha keras dalam membayar kepercayaan tersebut dengan kerja semaksimal mungkin yang pada akhirnya gaji sebagai imbalan atas apa yang telah kalian kerjakan.
nah tapi sholat ini berkebalikan dengan apa yang terjadi ketika 'gawe'. pun pas saat dilahirkan sudah bisa menikmati rasanya udara segar hingga umur 7 tahun baru diwajibkan sholat.
coba dipikirkan:
  1. otak yang cerdas
  2. rupa wajah yang tampan/cantik
  3. bentuk tubuh ideal
  4. mampu secara finansial dan mental
kalau dihitung lagi mungkin gak akan terhitung seberapa nikmat yang sudah Tuhan berikan. Mungkin yang membebani sholat itu ada di dalam 'kewajiban' mungkin diganti sebagai 'ucapan terima kasih' atas apapun yang telah diberikanNya bisa lebih meringankan. hehehehe"



ya beginilah jawaban seorang yang masih dangkal akan ilmu pengetahuan agama dan lainnya. CMIIW